www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Kendati sudah menjalani hukuman dan mendekam di rutan, tidak menutup kemungkinan para narapidana (napi) kembali berulah (residivis) setelah bebas. Agar itu tidak terjadi dan untuk menekan angka residivis, tim Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa memberikan pelatihan mental berbasis psychological well-being kepada napi narkoba di Rutan Kelas II B Bangkalan.
Pelatihan ini dilakukan satu kali seminggu mulai 6 Juli hingga 10 Agustus 2022. Tresella Frisca Seftilia, ketua pelaksana mengatakan bahwa pelatihan tersebut terdiri dari enam dimensi materi yaitu self-acceptance (penerimaan diri), autonomy (kemandirian), environmental mastery (penguasaan lingkungan), positive relation with others (hubungan positif dengan orang lain), purpose in life (tujuan hidup), dan personal growth (pengembangan diri).
Dia melanjutkan, pendekatan psychological well-being ini dilakukan untuk mengarahkan narapidana agar bisa berdamai dengan dirinya sendiri, memiliki kemampuan menentukan keputusan hidupnya secara mandiri, mampu menguasai lingkungan secara efektif, menjalin hubungan yang positif dengan orang lain, menentukan dan menjalankan arah dan tujuan hidup, serta memiliki motivasi dan keinginan untuk mengembangkan potensi diri.
Selain itu juga mendorong mereka mampu menerima diri secara positif dan mengembangkan potensinya secara berkelanjutan dari waktu ke waktu. “Pelatihan dikemas secara menarik ya, seperti penugasan dalam bentuk permainan dan berbagai strategi lainnya,” terangnya.
Tim UNESA membekali napiter dengan kemampuan saling berempati, saling membantu, tolong menolong dan sebagainya. Dengan begitu para narapidana narkoba diharapkan tidak mengulangi tindak kriminal dan bisa menjalani aktivitas seperti masyarakat pada umumnya.
Pelatihan ini sejauh ini memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kondisi psikologis peserta. Ini terlihat dari indikator keberhasilan program meliputi narapidana mampu menyampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, mampu menentukan dan mengambil tindakan secara mandiri, antusias, tanggap, dan partisipatif saat mengomentari suatu topik yang diberikan.
“Mereka juga dapat menjalin komunikasi dengan baik di lingkungannya, mampu menentukan dan menyampaikan tujuan setelah terbebas dari penjara, serta memiliki motivasi untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik,” ujar Onny Fransinata Anggara, M.Psi., Psikolog plus dosen psikologi UNESA.
Tim yang terlibat dalam pelatihan ini selain Onny Fransinata Anggara sebagai pembimbing dan Tresella Frisca Seftilia sebagai ketua, juga melibatkan Janottama Dharmmesta Fawwaz Yudianto mahasiswa Psikologi angkatan 2020, Endang Lestari dari Psikologi angkatan 2020, Mohamad Hamdan Al Makki dari Administrasi Negara angkatan 2021. [HUMAS UNESA]
Penulis : Nabila Arum Hidayati
Editor: @zam Alasiah
Share It On: