Sudarwanti mengaku tidak menyangka dapat meraih IPK tersebut dan menjadi wisudawan terbaik. Ia mengaku kaget dan senang sekali atas pencapaian tersebut. Sudarwanti mengakui, kesuksesan tidak begitu saja diraih. Ia memerlukan perjuangan yang panjang dalam proses pengerjaan tesisnya yang menguras tenaga dan pikiran.
Sudarwanti menceritakan, pengambilan judul tesis diawali dari permasalahan yang terjadi di kelas. Setiap pelajaran bahasa Inggris di jenjang SMP, mayoritas siswa tidak aktif, malu dan takut menggunakan bahasa Inggris untuk menjawab pertanyaan. Dari permasalahan inilah Sudarwanti berpikir diperlukan motode pembelajaran yang bisa membantu siswa didik untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk mengeluarkan gagasan kreatif dalam berbahasa. Sedangkan dalam berkomunikasi dibutuhkan keterampilan mendasar yang berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa.
“Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui praktik dan banyak latihan. Melatih berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir,” ungkapnya.
Di sisi lain, guru bahasa Inggris SMP Al-Falah Deltasari Sidoarjo ini sekarang sedang mewujudkan impian terbesarnya yang tidak jauh-jauh dengan dunia pendidikan. Saat ini, Sudarwanti sedang membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tamaddun Afkar. Ia berharap sekolah yang sedang dirintis ini dapat mengedepankan pengembangan budaya literasi dan berbasis nasionalis-agamis. (wahyu/sir)
Share It On: