
www.unesa.ac.id
Bagi Rita, sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang harus berusaha memberi bekal kehidupan kepada siswa melalui program pengajaran dan pembelajaran. Bekal tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan dapat membantu siswa menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
“Siswa perlu mengembangkan semua aspek. Tidak hanya aspek berpikir (kognitif), tapi juga aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif) sehingga sekolah dapat disebut sebagai tempat pengembangan diri siswa dan sebagai pusat pembudayaan bagi siswa,” ujarnya.
Rita mengatakan, sekolah harus menjadi instrumen pendidikan yang mampu mencetak individu berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan strategi membangun Sekolah Berkarakter seperti Sekolah Kooperatif dan Sekolah Progresif Berbasis Karakter.
Rita yang kini menjabat Kepala Sekolah SMAN 1 Nganjuk itu menuturkan, pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan, sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. “Mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup bangsa ini,” terangnya.
Perempuan kelahiran Kediri, 01 Februari 1964 ini menambahkan, siswa akan berkarakter jika ia tumbuh di lingkungan yang punya karakter juga. Pembentukan karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Keluarga, sekolah, dan masyarakat, merupakan tiga hal penting, dalam pembentukan karakter. “Ketiga tiga hal itu harus berlangsung secara terintegrasi,” ungkapnya.
Rita menambahkan, untuk mewujudkan pendidikan karakter di lingkungan sekolah SMASA Nganjuk, pihak sekolah selalu berkomunikasi dengan wali murid terkait pendidikan karakter. Karakter-karakter yang baik harus dapat dipelihara. Pertama yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter seorang siswa adalah di rumah. Ketika usia mereka di bawah tujuh tahun adalah masa terpenting dalam menanamkan karakter pada anak.
“Dalam hal ini, orang tua (keluarga) perlu menanamkan karakter tersebut sehingga pembangunan watak, akhlak atau karakter bangsa (nation and character building,), mulai tumbuh dan dapat berkembang dalam kesehariannya. Setelah umur di atas tujuh tahun, maka lingkunganlah yang akan membentuk karakter seorang siswa,” tambah perempuan yang biasa dipanggil Rita tersebut. (rus/sir)
Share It On: